UPAYA PENAGGULANGAN DAMPAK NEGATIF AKIBAT KEGIATAN PABRIK PEREMUK BATU GAMPING DI PT. SELO LINTANG JAYA YOGYAKARTA
Muhammad Djunaidi, Abd. Kadir D Arif Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Maluku Utara
Keywords:
getaran, kebisinganAbstract
Abstrak
Tujuan dari penulisan ini, yaitu seberapa besar dampak yang diakibatkan oleh kegiatan pabrik peremukan, baik dampak positif atau dampak negatif sehingga dapat dipakai sebagai pedoman untuk melakukan pencegahan terhadap dampak negatif yang mungkin akan terjadi dan juga melakukan upaya peningkatan dampak positif agar menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat Kebisingan dengan kriteria sangat jelek (90 - 92 dB) terjadi diwilayah pabrik peremukan, padahal Nilai Ambang Batas (NAB) untuk wilayah pabrik sebesar 85 dB, Kebisingan dengan kriteria jelek (80 - 82 dB), sebagian besar (90 %) terjadi di wilayah tegalan tanpa penghuni (areal pabrik peremuk) sehingga dampak yang terjadi tidak begitu berpengaruh penting terhadap masyarakat, Kebisingan dengan kriteria sedang (60 - 69 dB), berada di wilayah bagian barat dan utara dari pabrik peremukan batugamping. Kebisingan dengan kriteria baik (50 - 59 dB), berada di wilayah bagian timur dari pabrik peremukan batugamping
Downloads
References
Andrews, W. A (1972), “Environmental Pollutionâ€, London Prentice Hall, Inc. Herry Djainal, 2017. “Rancangan pola dan Arah Pengupasan Lapisan Tanah pada Penambangan Nikel Laterite. JURNAL DINTEK, Vol. 10 No. 01 Maret 2017; 44-50
[online] http://jurnal.ummu.ac.id/index.php/dintek/article/view/41/30 [diakses 20 oktober 2018]. Nurazis,1992, “Penanggulangan Dampak Negatif Akibat Kegiatan Penambangan Batu Kapur Di Desa Bethoro Gunung Kidulâ€, Jurusan Teknik Pertambangan – UPN Yogyakarta. Pride, L. T, 1973, “Environmental Chemistryâ€, Menlo Park, California ; Cummings Publishing Company. SK Gubernur DIY, Nomor 214/KPTS/ 1991 â€Tentang Klasifikasi Pencemaran Udara , Yogyakarta.