PENGURANGAN NON VALUE ADDED ACTIVITIES MENGGUNAKAN METODE LEAN SIX SIGMA Elly Wuryaningtyas Yunitasari Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Yogyakarta, DIY, Indonesia
Main Article Content
Abstract
Abstrak Tujuan penelitian ini adalah upaya melakukan peningkatan kinerja.Target khusus penelitian ini adalah menghilangkan waste yang terjadi dalam proses sekaligus meningkatkan kapabilitas pada proses. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lean Six Sigma.Lean Six Sigma merupakan kombinasi antara Lean dan Six Sigma dapat didefinisikan sebagai filosofi bisnis, pendekatan sistemik dan sistematik untuk mengidentifikasi dan menghilangkan pemborosan atau aktifitas-aktifitas yang tidak bernilai tambah (non value added activities) melalui peningkatan terus menerus untuk mencapai tingkat kinerja enam sigma,dengan cara mengalirkan produk (material,work in process,output) dari pelanggan internal dan eksternal untuk mengejar keunggulan dan kesempurnaan berupa hanya memproduksi 3,4 cacat untuk setiap satu juta kesempatan atau operasi (3,4 DPMO). (Gasperz.2006, hal 1-2).Integrasi antara Lean dan Six Sigma akan meningkatkan kinerja melalui peningkatan kecepatan dan akurasi (zero defect).Pendekatan Lean akan memperlihatkan non value added (NVA) dan value added (VA) serta membuat value added mengalir secara lancar sepanjang value stream process,sedangkan Six Sigma akan mereduksi variasi dari value added itu. (Gasperz.2006, hal 9).Perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi non value added activities dan waste.Tahapan dalam melakukan penelitian ini yaitu menghitung Data Value Add dan Non Value Add,menghitung Process Cycle Time (PCE),menghitung Sigma Level,mengidentifikasi dan menghitung waste serta mengetahui penyebab terjadinya waste processes menggunakan Fish Bone Diagram,melakukan analisis dengan metode FMEA. Perbaikan total lead time dari 710 menit,setelah dilakukan perbaikan menjadi 681 menit.Diperoleh peningkatan sebesar 29 menit.Nilai efisiensi sebelum perbaikan adalah 60,56% kemudian setelah dilakukan perbaikan naik menjadi 58,88%.