Local Fishermen’s Preception of Measured Fishing in WPPNRI 714

Authors

DOI:

https://doi.org/10.52046/agrikan.v18i1.2528

Keywords:

Fisheries Policy, Local Fishermen, Measured Fishing, , Perception, WPPNRI 714

Abstract

The issue of equitable access for local fishermen to marine resources remains a critical concern in the implementation of Measured Fishing (PIT) policies in Indonesia. This study aims to analyze the perceptions of local fishermen regarding PIT, with a specific focus on their access rights in Fisheries Management Area (WPPNRI) 714. The research was conducted from September to November 2023 in several coastal areas in Ambon Island and Banda Neira, Central Maluku. The survey targeted local fishermen operating ring seine (jaring bobo) vessels larger than 5 GT in the villages of Latuhalat, Laha, Waai, and Hitu. Respondents were selected using purposive sampling, and data were analyzed descriptively. Results indicate that most vessel owners support PIT, perceiving its benefits in sustaining fish stocks, optimizing profits, improving data accuracy, and increasing non-tax state revenue. However, many fishermen disagree with the obligation to pay landing fees at designated ports, viewing it as an additional burden. The findings reveal that while the ecological and economic aspects of PIT are generally well-received, issues related to fairness, administrative obligations, and economic impact remain contentious. In conclusion, the successful implementation of PIT requires adaptive and inclusive policies that prioritize sustainability while ensuring the economic viability of local small-scale fishers. These insights are expected to support both regional and national policymakers in formulating fair and context-sensitive fisheries governance.

Author Biographies

  • Julian Tuhumury, University of Pattimura

    Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Pattimura, Jl. Ir. M. Putuhena, Poka, Teluk Ambon District, Ambon City, Maluku 97233, Indonesia.

  • Agustinus Tupamahu, University of Pattimura

    Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Pattimura, Jl. Ir. M. Putuhena, Poka, Teluk Ambon District, Ambon City, Maluku 97233, Indonesia.

  • Kedswin G. Hehanussa, University of Pattimura

    Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Pattimura, Jl. Ir. M. Putuhena, Poka, Teluk Ambon District, Ambon City, Maluku 97233, Indonesia.

References

Arlinghaus, R., Mehner, T., & Cowx, I. G. (2002). Reconciling traditional inland fisheries management and sustainability in industrialized countries, with emphasis on Europe. Fish and fisheries, 3(4), 261-316.

Caddy, J. F., & Seijo, J. C. (2005). This is more difficult than we thought! The responsibility of scientists, managers and stakeholders to mitigate the unsustainability of marine fisheries. Philosophical Transactions of the Royal Society B: Biological Sciences, 360(1453), 59-75.

Indriani, L. (2022). Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Dengan Model Problem Based Learning Pada Pelajaran Bahasa Inggris. Edukasiana: Jurnal Inovasi Pendidikan, 1(1), 9-17.

Kementerian Kelautan dan Perikanan. (2014). Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 18 Tahun 2014 tentang Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia. Jakarta: KKP.

Kementerian Kelautan dan Perikanan. (2023). Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2023 tentang Penangkapan Ikan Terukur. Jakarta: KKP.

Kemp, P. S., & O'hanley, J. R. (2010). Procedures for evaluating and prioritising the removal of fish passage barriers: a synthesis. Fisheries Management and Ecology, 17(4), 297-322.

Luthfia, S. S. (2023). Mengupas tata kelola perikanan nasional melalui PP No. 11 Tahun 2023 tentang penangkapan ikan terukur demi mewujudkan blue economy. Jurnal Rechts Vinding: Media Pembinaan Hukum Nasional, 12(3).

Mayrowani, H. (2012). Pembangunan pertanian pada era otonomi daerah: Kebijakan dan implementasi. In Forum Penelitian Agro Ekonomi (Vol. 30, No. 1, pp. 31-47).

Nurlaela, E. (2023). Penangkapan Ikan Terukur: tantangan dan penerapan. Pengelolaan sumber daya perikanan laut berkelanjutan. Penerbit BRIN, 267-314.

Poltak, H., Handayani, Muhfizar, Ndahwali, D. H., Gunaisah, E., Karubaba, O. C., & Purnomo, A. (2024). Persepsi nelayan terhadap penangkapan ikan terukur ditinjau dari aspek sosial ekonomi dan lingkungan. Jurnal Sosial Ekonomi Perikanan, 9(3), 249–264. https://doi.org/10.33772/jsep.v9i3.105

Sayful, M. (2020). Strategi penghidupan nelayan pedagang di tempat pelelangan ikan (lelong). SIGn Journal of Social Science, 1(1), 1-14.

Setiawan, I., Rasiska, S., & Supyandi, D. (2020). Korban “Tuhan-Tuhan” Digital: Garapan Masa Depan Penyuluhan Pembangunan 4.0. Indonesian Journal of Socio Economics, 1(2), 115-128.

Sumartini, S., Harahap, K. S., & Sthevany, S. (2020). Kajian pengendalian mutu produk tuna loin precooked frozen menggunakan metode skala likert di perusahaan pembekuan tuna. Aurelia Journal, 2(1), 29-38.

Tambunan, J. T. A., & Prabawani, B. (2018). Pengaruh ukuran perusahaan, leverage dan struktur modal terhadap kinerja keuangan perusahaan (studi pada perusahaan manufaktur sektor aneka industri tahun 2012-2016). Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis, 7(2), 130-140.

Trenggono, S. W. (2023). Penangkapan ikan terukur berbasis kuota untuk keberlanjutan sumber daya perikanan di Indonesia. Jurnal Kelautan dan Perikanan Terapan (JKPT), 1, 1-8.

Zulham, A., Pramoda, R., & Shafitri, N. (2022). Pengorganisasian nelayan skala kecil di zona penangkapan ikan perikanan industri dalam mendukung rencana kebijakan penangkapan ikan terukur. Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, 8(2), 89-101.

Downloads

Published

06-06-2025

How to Cite

Local Fishermen’s Preception of Measured Fishing in WPPNRI 714. (2025). Agrikan Jurnal Agribisnis Perikanan, 18(1), 197-205. https://doi.org/10.52046/agrikan.v18i1.2528