Konstruksi Sosial Masyarakat Kota Ternate Terhadap Pemberitaan Covid-19 di Media Massa
Universitas Muhammadiyah Maluku Utara
Abstract
Media Massa membentuk Citra, Media Massa Membentuk Halusinasi, Media Massa pula membuat/menciptakan Simulasi. Pada konteks itu dapat dinyatakan bahwa kontruksi media massa pada kasus covid-19 ini menentukan situasi dan kondisi sosial bangsa ini. Mentalitas atau optimisme bangsa ini juga bisa ditentukan oleh peran media massa. Akhirnya penulis menyebut Media Massa menjadi suatu Juru Kunci dalam proses edukasi demi melawan/membasmi Covid-19. Dengan adanya realitas tersebut, pada public tentu memiliki konstruksi social yang berbeda-bedah, ada yang melihat secara positifitstik da nada yang melihat secara kritis. Apalagi di kota ternate merupakan kota yang memiliki masyarakat yang multicultural, multi etnis, masyarakat majemuk. Oleh karena itu, dalam penelitian ini penelitih bertujaun untuk membongkar makna Konstruksi Sosial Masyarakat Kota Ternate Terhadap Pemberitaan Covid-19 di Media Online, media cetak dan media televise.
Penelitian ini adalah Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Hasil perolehan data berdasarkan fenomena yang diteliti, kemudian mendiskripsikannya. Konstruksi Sosial Masyarakat Kota Ternate Terhadap Pemberitaan Covid-19 di Media Online sebagai tema dalam penelitian ini.
Hasil penelitian menunjukan bahwa konstruksi sosial masyarakat Kota Ternate Relatif berbeda-beda, ada yang positifistik dan ada juga melihat secara kritis. Diantaranya Pertama, konstruksi berita yang lebih mengarahkan kepada tanggung jawab pemerintah RI dalam menghadapi penanganan kasus covid-19. Ada dua motif yakni motif berparadigma struktural atau motif tendensi negatif dari suatu kelompok oposisi terhadap pemerintah di era kuasa jokowi pada saat ini. Kedua, Kasus covid-19 merupakan Realitas Obyektif pada semua daerah atau negara, dan merupakan suatu musiba yang harus disadari bersama. Oleh media tersebut tentu lebih mengedepankan narasi edukatif atau mengedepankan peran dan fungsi pendidikannya. Ketiga, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) antara baik atau buruk, konstruksi pemberitaan ini bisa dinilai bahwa ada suatu motif propaganda dengan tujuan agar kebijakan pemerintah tentang bantuan tunai/logistik segera diimplementasikan secara tegas. Keempat, proses penanganan covid-19 harus secara tegas dan cepat tanpa harus memikirkan Resiko keterpurukan ekonomi (mengutamakan keselamat, ekonomi nomor dua). Oleh media ini, dapat dinilai bahwa ia benar-benar menjalankan kontrol sosial dan atau fungsi pengawasan secara Radikal. Kelima, covid-19 merupakan bagian dari konspirasi dalam menerapkan strategi pertarungan ekonomi negara-negara besar. Keenam, kebijakan lockdown bukan solusi. ini merupakan konstruksi pemberitaan yang bisa bersifat kontadiktif, karena itu media tersebut mungkin saja mengedepankan fungsi korelasi sosial.