PENGARUH ENSO (Indikator Nino 3.4) TERHADAP CURAH HUJAN DI PULAU MOROTAI

Universitas Muhammadiyah Maluku Utara

  • Sahrani Somadayo Dosen Teknik Universitas Muhammadiyah Maluku Utara
  • Darmiyati Muksin Dosen Fakultas Perikanan Universitas Khairun Ternate
  • Herry Djainal Dosen Universitas Muhammadiyah Maluku Utara
Keywords: ENSO, Nino 3.4, Curah Hujan Morotai

Abstract

ENSO (El Niño Southern Oscillation) merupakan anomali iklim global yang berperan penting terhadap iklim tahunan dan biasanya menimbulkan pergeseran parameter iklim. ENSO banyak membawa dampak terhadap iklim dan laut di Indonesia terutama Indonesia bagian timur. Selain dapat mempengaruhi tingginya curah hujan, ENSO dapat berpengaruh juga terhadap cuaca ekstrim, musim kemarau dan penghujan yang semakin panjang serta kekeringan di berberbagai wilayah di Indonesia termasuk Pulau Morotai. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh ENSO terhadap curah hujan yang terjadi di Pulau Morortai. Hasil penelitian menunjukkan dalam 2 dekade pada tahun 2001-2021 telah terjadi ENSO sebanyak 11 kali  dengan menggunakan indikator Nino 3.4 dengan kategori lemah-sedang hingga kuat. Iklim regional Pulau Morotai termasuk dalam pola monsunal pada region A dan lokal pada region C. Curah hujan Pulau Morotai termasuk dalam kategori normal dilihat dari nilai rata-rata curah hujan bulanan berkisar  90,66 mm-209,79 mm yang tertinggi pada bulan Juni dan terendah pada bulan Oktober. Sedangkan rata-rata curah hujan tahunan termasuk dalam kategori rendah hingga lebat berkisar 64,84 mm-307,78 mm yang tertinggi pada tahun 2020 dan terendah pada tahun 2019. Hasil analisis regresi-korelasi menunjukkan adanya signifikansi dan korelasi yang kuat  antara ENSO (indikator Nino 3.4) di Samudra Pasifik dengan curah hujan di Pulau Morotai. Hal tersebut dapat dilihat pada nilai p-value Nino 3.4 sebesar 0.05 < 0,05;0.01 dan nilai r yang berkisar antara 0,45 dan 0.49 (Rsquare). Hasil scater plot menunjukkan bahwa semakin rendah nilai Nino 3.4 atau anomaly Suhu Permukaan Laut  (SPL) di Samudera Pasifik bagain tengah dan timur maka semakin tinggi curah hujan  di Pulau Morotai.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Aldrian E, Susanto. 2003. Identification of three dominant rainfall regions within Indonesia and their relationship to sea surface temperature. Climatologi Journal. 23(12): 1435-1452.
Aldrian E. 2008. Meteorologi Laut Indonesia. Jakarta.
As-syakur AR. 2010. Pola Spasial Pengaruh Kejadian La Nina Terhadap Curah Hujan di Indonesia Tahun 1998/1999. Observasi Menggunakan Data TRMM Multisatellite Precipitation Analysis (TMPA) 3B43. Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) XVII dan Kongres V Masyarakat Penginderaan Jauh Indonesia (MAPIN). 9 Agustus 2010. Institut Pertanian Bogor (IPB). Bogor. 230-234 pp.
[BMKG] Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, 2018. Definisi cuaca dan iklim, unsur pembentuk dan alat ukur.Diakses: Mei, 2019. Tersedia di: https://www.climate4life.info/2019.
Boer R, Notodipuro KA, Las I . 1999. Prediction of daily rainfall characteristic from monthly climate indicate, Paper at second International conference on science and technology for the Assesment of Global Climate Change and Its impact on Indonesian Maritime Continent, 29 November-1 December 1999.
Hendon HH. 2003. Indonesian Rainfall Variability : Impacts of ENSO and Local Air-Sea Interaction. American Meteorology Society.
Hidayat R, Ando K. 2014. Variabilitas curah hujan Indonesia dan hubungannya dengan enso/iod: estimasi menggunakan data JRA-25/JCDAS. J Agroment Indonesia.28 (1):1-8
Irawan, B. 2006. Fenomena Anomali Iklim El Nino dan La Nina: Kecenderungan Jangka Panjang dan Pengaruhnya Terhadap Produksi Pangan. Forum Penelitian Agro Ekonomi. 24(1):28-45
Nabilah F, Yudo Prasetyo dan Abdi Sukmono 2017. Analisis Pengaruh Fenomena El Nino Dan La Nina Terhadap Curah Hujan Tahun 1998 - 2016 Menggunakan Indikator Oni (Oceanic Nino Index) (Studi Kasus : Provinsi Jawa Barat). Jurnal Geodesi Undip. 6(4):402-412
Prabowo M dan Nicholls N. 2002. Osilasi Selatan. Didalam: Partridge IJ dan Ma’shum M, Editor. Kapan Hujan Turun? Dampak Osilasi Selatan dan El Nino di Indonesia. Queensland: Department or Primary Industries. 12-20pp
Susanto,D. 2014. Fenomena El nino dan Pengaruhnya. http://jurnal.lapan.go.id/index.php/berita_dirgantara/article/download/674/9
Tresnawati R, Astuti Nuraini T, Hanggoro W. 2010. Prediksi Curah Hujan Bulanan Menggunakan Metode Kalman Filter Dengan Prediktor SST Nino 3.4 Diprediksi. Jurnal Meteorologi dan Geofisika. 11(2):37-45.
Tjasyono, Bayong. 1999. Klimatologi Umum. Bandung: ITB.
Yananto A dan Sibarani RM 2016. Analisis Kejadian El Nino Dan Pengaruhnya Terhadap Intensitas Curah Hujan Di Wilayah Jabodetabek (Studi Kasus : Periode Puncak Musim Hujan Tahun 2015/2016). Jurnal Sains dan Teknologi Modifikasi Cuaca. 17(2):65-73
Published
2022-09-01
How to Cite
Somadayo, S., Muksin, D., & Djainal, H. (2022). PENGARUH ENSO (Indikator Nino 3.4) TERHADAP CURAH HUJAN DI PULAU MOROTAI. DINTEK, 15(2), 74 - 89. Retrieved from https://jurnal.ummu.ac.id/index.php/dintek/article/view/1431